Senin, 04 Januari 2010

JASA TOUR PARIWISATA








MUSEUM SONOBUDOYO

Alamat : alun-alun utara

Deskripsi :

JAVA Institut merupakan embrio dari keberadaan Museum Negeri Sonobudoyo. Yakni, sebuah organisasi yang mendalami tentang kebudayaan Jawa dimana anggotanya terdiri dari orang-orang kulit putih dan Indonesia. Ir Th Karsten merupakan arsitek yang membuat perencanaan bangunan. Setelah terkumpul beberapa koleksi benda-benda budaya dari wilayah Jawa, Madura, Bali dan Lombok, akhirnya pada tgl 6 November 1935, Museum Sonobudoyo diresmikan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono VIII, yang menempati bekas kantor Schauten di sisi utara Alun-alun Utara Kraton Jogja.

Sampai saat ini, Museum Sonobudoyo memiliki 42.698 koleksi yang terdiri dari 10 kategori, yakni koleksi geologika, biologi, etnografi, arkeologika, historika, numismatika, filologika, keramologi, seni rupa dan teknologika. Selain ruang pamer sebagai tempat memajang benda-benda koleksi, Museum Sonobudoyo juga dilengkapi dengan auditorium, storage koleksi, perpustakaan, laboratorum, preparasi, kantor dan fasilitas umum.

Manapakkan kaki memasuki pendapa museum, yang merupakan bangunan tertua di kompleks museum, akan dijumpai 3 perangkat gamelan. Seperangkat gamelan kuno Kyai Mega Mendhung dari Kraton Kasepuhan Cirebon menempati sisi barat, sedang 2 perangkat gamelan slendro pelog Kyai dan Nyai Riris Manis (dibuat pada masa Sri Sultan HB VI, -Red) yang bergya mataram berada di sisi timur.

Dari pendapa melewati pringgitan sampailah di ruang dalam yang berfungsi sebagai ruang pengenalan, dimana terdapat sebuah pasren atau krobongan berikut kelengkapannya, sebagai perangkat untuk upacara pemujaan Dewi Sri atau Dewi Padi yang telah memberikan kemakmuran.

Di ruang pengenalan ini terdapat koleksi Wayang Kulit Purwa, koleksi ukir kayu motif Cirebon, Genta besar dari Candi Kalasan, miniature Kereta Kuda, koleksi topeng kayu gaya Jogja, kain batik gaya Jogja dan kain kampuh. Ruang Pengenalan ini berfungsi untuk memperkenalkan berbagai jenis koleksi, sebelum mencermati koleksi-koleksi yang di pajang di ruang pamer berikutnya.

Meninggalkan Ruang Pengenalan, selanjutnya menuju Ruang Pra Sejarah yang menyajikan benda-benda peninggalan jaman pra sejarah yang menggambarkan cara hidup seperti berburu, mengumpulkan dan meramu makanan, cocok tanam dan aktivitas ritual manusia purba.

Ruang Klasik dan Peninggalan Islam adalah ruang pamer berikutnya. Di ruang ini terdapat koleksi bersejarah peninggalan jaman Hindu-Budha sampai ke masa kerajaan Islam, yang menggambarkan system kemsyarakatan, bahasa, religi, kesenian, ilmu pengetahuan, peralatan hidup dan system mata pencaharian.

Meninggalkan Ruang Klasik dan Peninggalan Islam menuju ke Ruang Batik. Melihat koleksi yang dipamerkan di Ruang Batik, dapat dlihat bagaimana cara pembuatan, bahan, peralatan serta beragam fungsi batik yang dilengkapi dengan dokumentasi foto.

Setelah Ruang Batik, koleksi selanjutnya dapat dilihat di Ruang Wayang. Di ruang ini dapat diketahui beragam misi pertunjukan wayang yang tidak melulu memainkan lakon Mahabarata dan Ramayana. Wayang dengan menyesuaikan situsi dan kondisi mampu dikemas dengan mengangkat lakon-lakon yang lebih akrab dengan lingkungan dan kehidupan masyarakat pendukungnya, atau dengan penampilan misi-misi tertentu.

Ruang Topeng menjadi tempat memajang koleksi berikutnya. Di ruangan ini, dengan melihat koleksi topeng yang ada dapat ditelusuri perkembangannya yang diringi oleh perkembangan nilai-nilai budaya yang melingkupinya baik sebagai perangkat upacara, pertunjukan atau hanya seni rupa semata.

Ruang Jawa Tengah dipenuhi dengan koleksi berupa hasil kerajinan kayu, perak dan logam serta berbagai sarana perlengkapan upacara daur hidup secara lengkap sebagai bagian dari tradisi masyarakat Jawa Tengah.

Selepas Ruang Jawa Tengah adalah Ruang Bali yang terbagi dalam 3 ruang. Sebagaimana cirri khas kehidupan masyarakat Bali, diruang ini penuh dengan koleksi yang bermakna keagaam dan tradisi kemasyarakatan. Seperti perangkat upacara serta tradisi-tradisi yang melingkupinya seperti rumah adat, penari keris dan sabung ayam.

Yang tak kalah menarik dari koleksi peninggalan sejarah yang dimiliki Museum Sonobudoyo adalah koleksi emas yang terpampang dengan megahnya di Ruang Emas. Keaneka ragaman bentuk dan jumlah koleksinya menjadi daya tarik tersendiri. Koleksi yang dipajang tak hanya emas sebagai perhiasan, seperti gelang, cincin, kalung dan sebagainya, tetapi juga terdapat beberapa patung dewa-dewi, topeng, senjata, mata uang sampai yang masih berupa lempengan.

Melihat koleksi Museum Sonobudoyo, ingatan akan tergiring kembali ke masa lalu yang kaya dengan tradisi kehidupan. Tradisi hubungan antar masyarakat, kerajaan dan hubungan dengan para dewa-dewi yang diyakini telah memberikan kehidupan.



WAYANG KEKAYON







Alamat : Jl Yogya Wonosari km 7 no. 277,Bantul, Yogyakarta

Deskripsi :

Inspirasi pendirian Museum Kekayon didapatkan oleh pendiri museum, Prof.DR.Dr. KRT Soejono Prawirohadikusumo, DAS. DAJ., di Rijksmuseum Amsterdam pada tahun 1966 – 1967 (ketika itu beliau sedang menyelesaikan pendidikan S2 Social Psychiatrie di Groningen Nederland. Waktu itu beliau mendapat dorongan yang sangat besar karena pernyataan salah seorang Direktur museum di Amsterdam, bahwa adalah ‘zonde’ bila di Yogyakarta tidak ada Museum Wayang. Beliau juga mendapatkan pengetahuan bahwa mendirikan museum pribadi bukan persoalan kaya atau berduit, tapi persoalan motivasi, ketekunan dan kesabaran. Contoh yang konkret adalah keberhasilan ‘Een gewone Hollandsche ambtenaar’ di Purworejo yang dengan ketekunan luar biasa, bisa mempunyai koleksi yang sangat besar dan berharga (yang pada akhirnya dihadiahkan kepada Museum Nasional Indonesia di Jakarta), setelah puluhan tahun mengumpulkan koleksi tersebut dari sisa salari-nya (dia bukan seorang milyuner). Yang membuat dia berhasil adalah ketekunan, kesabaran, motivasi dan panjangnya tahun (selama ini bagi dia, tidak ada hari tanpa menambah koleksi). Dalam ilmu kedokteran jiwa, dalam menghadapi perjalanan hidupnya, manusia memerlukan suatu kadar obsesi tertentu yang optimal (disebut obsesi normal) supaya dapat mencapai cita”nya. Disamping itu kuriositas dan haus akan pengetahuan akan melengkapi kesenangan terhadap sesuatu obyek. Wayang merupakan warisan nenek moyang yang sarat akan falsafah hidup Jawa, etika dan estetika yang tidak akan lapuk dalam derasnya banjir kebudayaan asing. Sejak abad ke-11 sampai sekarang, dikenal tidak kurang dari 20 macam wayang sesuai era-era sejarah. Wayang memang bukan sesuatu yang statis, tetapi dinamis, tumbuh sesuai dengan jamannya. Bila warisan tsb tidak dilestarikan, adalah suatu ‘zonde’. Inilah salah satu alas an pendirian Museum Wayang Kekayon. Selain itu, menurut ilmu kesehatan jiwa, pendidikan anak harus mendapatkan alokasi yang seimbang antara unsur modernisasi dan transmisi kebudayaan nenek moyang. Bila anak hanya mendapatkan pendidikan modern saja (intelektualisme dengan teknologinya dan kaidah” modernisme) maka anak akan menjadi anak yang modern tetapi kurang ‘unggah-ungguh’. Bila anak hanya mendapat transmisi kebudayaan nenek moyang saja, anak akan menjadi konservatif (kuno). Sebaliknya bila anak mendapat alokasi yang seimbang antara kebudayaan nenek moyang dan kebudayaan modern, maka anak akan menjadi anak yang fleksibel (ajur-ajer) dan tidak menjadi orang yang dalam Serat Wedhatama disebut sebagai ‘gonyak-ganyuk nglelingsemi’. Menurut ilmu kesehatan jiwa, manusia dikatakan mature (dewasa) bila sebelum dia meninggal telah mentransformasikan seluruh atau sebagian besar ilmu pengetahuannya, keahliannya, dan lain-lain kelebihannya kepada generasi penerus



MUSEUM BIOLOGI








Alamat : jl. Sultan Agung 22 Yogyakarta

Deskripsi :

Terletak di Jalan Sultan Agung no.22 Yogyakarta, Museum ini berdiri sejak tahun 1964, sebagai museum khusus milik Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Berisi berbagai macam koleksi herbarium basah dan kering berbagai jenis binatang dan kerangkanya, aquarium, dan buku-buku bidang biologi. Sebagain diantaranya diperagakan dalam bentuk diorama, yang memperlihatkan kehidupan binatang dan tumbuh-tumbuhan tersebut, menyerupai keadaan di alam aslinya. Selain itu, tempat ini merupakan sarana pendidikan tentang satwa (fauna) dalam alam tumbuhan (flora) Indonesia. . Museum ini buka setiap hari: Selasa s/d Kamis: Pukul 08.00-13.30 WIB, Jumat : Pukul 08.00-11.00 WIB, Sabtu : Pukul 08.00-12.30 WIB, Minggu : Pukul 08.00-12.00 WIB



MUSEUM JOGJA KEMBALI






Alamat : Jl.Ringroad Utara, Jongkang, Sariharjo,

Deskripsi :

Untuk mengenang peristiwa sejarah perjuangan bangsa, pada tanggal 29 Juni 1985 dibangun Monumen Yogya Kembali (Monjali). Peletakkan batu pertama monumen setinggi 31,8 meter dilakukan oleh HB IX setelah melakukan upacara tradisional penanaman kepala kerbau. Empat tahun kemudian, tepatnya pada tanggal 6 Juli 1989, bangunan ini selesai dibangun. Pembukaannya diresmikan oleh Presiden Suharto dengan penandatanganan Prasasti.

Monumen yang terletak di Dusun Jongkang, Kelurahan Sariharjo, Kecamatan Ngaglik, Kapubaten Sleman ini berbentuk gunung, yang menjadi perlambang kesuburan juga mempunyai makna melestarikan budaya nenek moyang pra sejarah. Peletakan bangunanpun mengikuti budaya Jogja, terletak pada sumbu imajiner yang menghubungkan Merapi, Tugu, Kraton, Panggung Krapyak dan Parang Tritis.

Museum sekaligus monumen ini terletak dijalan Lingkar Utara, IN gaglik, Sleman. Museum ini dikelola oleh Yayasan Para Pejuang tahun 1945-1950. Monumen ini menampilkan rekaman, foto-foto dokumentasi peristiwa perjuangan, berbagai jenis senjata dan benda-benda lainnya (diorama) yang menggambarkan proses perjuangan Bangsa Indonesia kurun waktu 1945-1950. Juga berisi 40 relief dan 10 diorama yang merupakan penggambaran adegan perjuangan bangsa Indonesia baik di bidang diplomasi maupun fisik. selain itu sebagai salah satu peringatan serangan umum 1 maret, berfungsinya kembali Pemerintahan Republik Indonesia dan sebagai tetengger sejarah ditarik mundurnya tentara Belanda dari Ibukota Yogyakarta pada tanggal 29 Juni 1949 dan kembalinya Presiden Soekarno, Wakil Presiden Mohammad Hatta dan petinggi lainnya pada tanggal 6 Juli 1949 di Yogyakarta.



MUSEUM NYOMAN GUNARSA










Alamat : Jl. Wulung 43, Papringan, Caturtunggal,

Deskripsi :

Museum yang mengoleksi kurang lebih 200 lukisan kontemporer karya pelukis nasional ini terletak 1 km dari musium affandi. dibuka setiap hari jm 09.00 s.d 15.00 WIB kecuali minggu jam 08.00 - 13.00 WIB